Berbicara tentang persaingan dua produsen chipset grafis yakni AMD dan Nvidia, keduanya sering kali menempuh jalur yang berbeda. Nvidia memilih membuat standar fitur sendiri secara tertutup alias proprietary seperti contoh G-Sync dan CUDA, sedangkan AMD memilih mengikuti standar terbuka yang sudah ada saat ini seperti VESA Adaptive Sync dan OpenCL.
Kabarnya masalah standar yang sama akan terulang kembali, kali ini menyangkut masalah fitur Nvidia DLSS yang baru dirilis belum lama ini berbarengan dengan Nvidia Geforce RTX 20 series. Nvidia DLSS berasal dari singkatan Deep Learning Super Sampling yang secara pintar me-render game di resolusi rendah secara otomatis agar menghasilkan performa lebih baik. Fitur Nvidia DLSS ini telah didukung oleh kartu grafis Geforce RTX 20 series.
Fitur Nvidia DLSS hadir sebagai alternatif dari fitur serupa yakni SMAA (Enhanced Subpixel Morphological Anti-Aliasing) dan TAA (Temporal Anti-Aliasing) yang sudah ada sebelumnya. Karena fitur ini hadir secara ekslusif untuk vga card Nvidia pastinya pengguna kartu grafis AMD tidak bisa merasakan fitur serupa, terlebih bersifat tertutup aka proprietary. AMD kabarnya melalui beberapa staffnya memberikan komentar tentang fitur Nvidia DLSS.
Sasa Marinkovic, kepala marketing AMD menyebutkan AMD lebih memilih fokus terhadap standar terbuka SMAA dan TAA yang sudah ada. Eksekutif AMD di divisi gaming, Nish Neelalojanan menyebutkan dimana saat ini AMD tidak memiliki rencana membuat tandingan melainkan fokus kepada standar framework terbuka WindowsML dan DirectML yang bisa digunakan untuk mengembangkan metode Super Sampling yang lebih baik layaknya DLSS. Standar siapa yang lebih baik? Biarlah waktu menentukan.